Minggu, 12 Juni 2011

Keluhuran Jalan Ketuhanan Terletak pada Transmisi Kebenaran Hati Nurani dan Kesejatiaan Hati Nurani


 
Empat bulan masa penggemblengan para Buddhasiswa telah dilewati dan kini tiba saat penutupan diklat tersebut. 

Semua yang telah didengar, dilihat dan yang telah dipelajari selama empat bulan tersebut kiranya para Buddhasiswa mampu menginsafinya dengan sepenuh hati. 

Selama diklat selalu disampaikan kepada kalian bahwasanya: walaupun telinga saya bisa mendengar, namun semua yang telah didengarkan oleh telinga menjadi tak ada gunanya; saya sudah memahaminya bahkan telah mampu menyampaikannya, namun segala yang saya katakan tidaklah berarti; saya telah membaca laksa kitab dan sutra, semua aksara yang tertulis di atas sutra tidak lebih berguna!  Karena semua itu bisa berubah, dia tidak kekal abadi.

Keluhuran Jalan Ketuhanan terletak pada kuasa Firman Tuhan dari Sang Tiada Tara, yang telah menurunkan Jalan Ketuhanan dan mentransmisikan hati nurani kepada kita; atas titah dari Tuhan, Buddha Maitreya diutus sebagai Buddha penyelamat akhir zaman, dan laksa Buddha Bodhisatva pun turut serta dalam misi tersebut; Bapak Guru Agung dan Ibu Guru Suci mengemban Firman Tuhan; Mereka tidak lagi membabarkan laksa kitab dan sutra, namun langsung mentransmisikan inisiasi sejati, yaitu berupa ‘Hakekat mutlak akan Ketuhanan Sejati, Dialah Sang Kebenaran Nurani yang Ilahi’. Ketuhanan Sejati bukanlah sesuatu yang mampu diungkapkan dengan kata-kata, juga bukan sesuatu yang mampu dijelaskan oleh laksa kitab dan sutra, karena yang ditransmisikan adalah berupa ‘Kebenaran Hati Nurani, Kesejatiaan Hati Nurani’. 

Hati nuraniku dan hati nurani enam milyar manusia yang ada siatas muka bumi ini adalah sama tiada perbedaan. Jasmani bisa berbeda, bahasa bisa berbeda, tulisan bisa berbeda, namun hati nurani tiada perbedaan. Bukan hanya nurani enam milyar manusia di dunia ini saja yang sama tetapi nurani para Buddha, Bodhisatva, dan para suci pun sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar