Minggu, 12 Juni 2011

Mustika Pembinaan Diri ..

Mustika Pembinaan Diri 修道寶庫
 
真修實行之法
Jalan pembinaan & pengamalan sejati (9)
Yang Suci Hao Ci Da Di
Ditulis kembali oleh: awan hampa
常見己過 不見人非
Melihat kesalahan sendiri

Tidak melihat kejelekan orang lain

Prilaku khas seorang awam adalah suka melihat kesalahan orang lain dan buta terhadap kesalahan sendiri. Kesalahan seringan apa pun, keburukan sekecil dan kelemahan sehalus apapun akan terlihat dan tercatat dengan jelas bila itu milik orang lain! Namun kesalahan, keburukan dan kejelekan sebesar apa pun, kalau itu ada dalam diri sendiri, tidak akan terlihat sedikit pun! Bagi orang awam, dari pagi begitu mata dibuka, hal yang tak pernah bosan dilakukan adalah melihat, mencari, dan membicarakan keburukan orang. Sedangkan keburukan sendiri tak pernah disadari.

Pengembangan dan kemajuan diri dimulai dari pengakuan yang berani atas segala keburukan dan kejelekan diri sendiri. Selama seseorang gagal memahami kekurangan dan kelemahan diri sendiri; selama ia merasa dirinya baik dan benar maka selama itu pula tidak akan ada`perbaikan dan kemajuan apapun dalam dirinya. Kemajuan dan perbaikan baru ada ketika seseorang dengan jujur dan berani mengakui segala kekurangannya.

Langkah pertama membina Ketuhanan adalah introspeksi diri. Belajar melihat ke dalam  untuk menemukan segala kekurangan, kelemahan, dan kesalahan diri sendiri. Melihat ke dalam pikiran, tutur kata dan tindak perbuatan sendiri. Inilah upaya nyata membina Ketuhanan yang benar. Orang yang tidak pernah mau introspeksi diri tidak akan berhasil membina Ketuhanan.
Kita dapat mengukur kesungguhan dan ketulusan kita dalam membina Ketuhanan dari kesadaran kita berintrospeksi diri. Jika kita tidak pernah mau melihat kesalahan sendiri, dan hanya cenderung melihat kesalahan orang lain, kita bukanlah seorang pembina ketuhanan. Apa pun agama kita, keimanan dan ketulusan kita sia-sia.  Semua bentuk doa, meditasi dan puja-bhakti menjadi tidak bermanfaat.

知人者暗
Mengetahui orang lain adalah kegelapan
Kegelapan yang dimaksud adalah batin yang tiada kearifan dan keinsafan, yang diselubungi oleh ketidaktahuan dan kebodohan. Orang yang suka mengetahui segala seluk beluk, kekurangan, dan keburukan orang lain bukanlah orang hebat atau bijak, melainkan orang yang jiwanya diselubungi oleh kegelapan!
Kecenderungan melihat keburukan orang menandai kesenangan dan kegembiraan kita atas penderitaan dan kebodohan orang lain. Kita menikmati kejatuhan atau keterpurukan mereka. Hal ini menunjukkan ketiadaan cinta kasih dan rasa iba.

Orang sombong dan egois selalu suka melihat orang lain melakukan kesalahan atau kejahatan sebab dengan demikian akan membuat ia merasa semakin mulia dan tiada saingan.
Semakin banyak kita melihat hal-hal negatif, hati dan pikiran kita akan menjadi semakin negatif pula. Semakin banyak melihat dan mengetahui keburukan orang akan membuat hati kehilangan keheningan, pikiran menjadi keruh, batin menjadi kotor, kearifan terselubung, kebodohan semakin bertambah akhirnya jiwa akan dipenuhi kabut kegelapan.

Orang yang suka melihat keburukan akhirnya akan menyukai keburukan, dan melakukan keburukan. Orang yang suka melihat kesalahan orang lain akhirnya akan menyukai kesalahan dan melakukan kesalahan!  Inilah yang dimaksud dengan kegelapan.

知己者明
Mengetahui diri sendiri adalah terang
Semua perenungan, pencarian , dan penginsafan kebenaran berawal dari dalam. Semua bentuk pembinaan dan pengembangan moral dan spiritual, kasih dan kearifan dimulai dari dalam diri sendiri.
Orang Suci mengatakan: “Tidak ada kebenaran di luar diri. Tak ada kebuddhaan di luar hati…”
Meninggalkan diri sendiri sama dengan meninggalkan kebenaran dan menutup semua pintu Dharma. Melepaskan tanggung jawab diri, tak ada lagi moral kebajikan dan kesucian spiritual yang bermanfaat untuk dibicarakan.

Oleh sebab itu mengetahui, mengenal dan memahami diri sendiri adalah yang paling utama. Dengan memahami diri sendiri orang baru dapat memahami orang lain. Orang yang memahami penderitaan akibat kemelekatan dalam dirinya baru dapat memahami kemelekatan orang lain.

Semua manusia memiliki jiwa dengan sifat kodrati yang sama. Bila seseorang memahami sifat kodrati dirinya ia akan mampu memahami segala permasalahan umat manusia dan dunia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar